Senin, 28 November 2016
Rabu, 02 November 2016
Penggunaan Rumus Microsoft Excel
Penggunaan Rumus MS Excel
Penggunaan Rumus MS Excel | Microsoft
Office Excel memang dikenal dengan penggunaan rumus-rumus atau formula
dalam lembar kerjanya. Penggunaan rumus yang efektif akan memudahkan
kita dalam membuat laporan pekerjaan dengan menggunakan MS Excel.
Formula atau rumus MS Excel adalah keunggulan tersendiri untuk aplikasi
ini, dengan kemampuannya dalam mengolah data melalui perhitungan
matematis yang sangat beragam fungsinya.
Operator Matematika dalam Excel seperti contoh ini
Operator Matematika dalam Excel seperti contoh ini
Sebelum kita bicara lebih juh tentang
berbagai mcacam formula dalam Exel, terlebih dahulu kita mengetahui
operator Matematis dalam MS Excel. Karena seperti yang kita ketahui, MS
Excel memang sangat diunggulkan dalam menampung data-data yang bersifat
numerik.
1. + (ikon plus), digunakan untuk Penjumlahan contoh A1+A2
2. – (ikon minus), digunakan untuk Pengurangan contoh A3-A4
3. * (ikon bintang),digunakan untuk Perkalian contoh A5*A6
4. / (ikon garis miring), digunakan untuk Pembagian contoh A7/A8
5. ^ (ikon caret) digunakan untuk Pangkat contoh A9^2
6. % (ikon persen) digunakan untuk Prosentase contoh C2%
1. + (ikon plus), digunakan untuk Penjumlahan contoh A1+A2
2. – (ikon minus), digunakan untuk Pengurangan contoh A3-A4
3. * (ikon bintang),digunakan untuk Perkalian contoh A5*A6
4. / (ikon garis miring), digunakan untuk Pembagian contoh A7/A8
5. ^ (ikon caret) digunakan untuk Pangkat contoh A9^2
6. % (ikon persen) digunakan untuk Prosentase contoh C2%
Berikut contoh penggunaan rumus standar
catatan :
Jikatakut salah jika mengetikkan atupun Anda malas untuk mengetikkan cell yang mewakili data perkalian, maka Anda bisa hanya dengan meng-klik cell tempat data tersebut berada.
Jikatakut salah jika mengetikkan atupun Anda malas untuk mengetikkan cell yang mewakili data perkalian, maka Anda bisa hanya dengan meng-klik cell tempat data tersebut berada.
Dan setelah rumus dikolom pertama sudah
selesai dan anda ingin meberuskannya kekolom selanjutnya maka anda cuku
meletakkan kusor di pojok kanan bawah higga kursor berubh menjadi (+)
lalu tarik kebawah.
Rumus MS Excel dan Pembagian Fungsinya
Formula / rumus di dalam MS Excel Secara garis besar, mungkin dapat dibagi menjadi tiga, yaitu Rumus Matematis, Logika, dan Statistik.
Rumus Matematik
Formula / rumus di dalam MS Excel Secara garis besar, mungkin dapat dibagi menjadi tiga, yaitu Rumus Matematis, Logika, dan Statistik.
Rumus Matematik
Mungkin Anda mulai bingung, sejak kapan
muncul rumus matematik di MS Excel. Sebenarnya ini cuma istilah saya
sendiri, karena dengan rumus ini kita akan dihadapkan pada penjumlahan
dan sebagainya. Ketika terkait dengan penjumlahan, perkalian, dan
lain-lain, otak saya langsung tertuju pada pelajaran Matematika di mana
saya sendiri tidak pernah mendapatkan nilai B. Cukup mengenaskan. Jadi
saya harap pembaca harus setuju dengan istilah saya sendiri.
1. SUM
SUM adalah rumus yang digunakan dalam proses penjumlahan. Contoh : =SUM(B2:C2) dengan demikian kolom yang kita tempatkan rumus ini akan mengeluarkan nominal angka hasil penjumlahan dari cell B2 danE2.
SUM adalah rumus yang digunakan dalam proses penjumlahan. Contoh : =SUM(B2:C2) dengan demikian kolom yang kita tempatkan rumus ini akan mengeluarkan nominal angka hasil penjumlahan dari cell B2 danE2.
2. SUBTOTAL
SUBTOTAL berfungsi untuk pengurangan, pembagian, perkalian, rata-rata (prosentase) dan lain-lain. Contoh : =SUBTOTAL(FUNGSI;REFRENSI_1;REFRENSI_2) maka akan terlihat seperti =SUBTOTAL(9;A5;A10). Dengan demikian, rumus ini akan menampilkan hasil total dari penjumlahan (karena kode 9 dikenal sebagai fungsi SUM dalam Formula SUBTOTAL) dari cell A5 dan A10.
SUBTOTAL berfungsi untuk pengurangan, pembagian, perkalian, rata-rata (prosentase) dan lain-lain. Contoh : =SUBTOTAL(FUNGSI;REFRENSI_1;REFRENSI_2) maka akan terlihat seperti =SUBTOTAL(9;A5;A10). Dengan demikian, rumus ini akan menampilkan hasil total dari penjumlahan (karena kode 9 dikenal sebagai fungsi SUM dalam Formula SUBTOTAL) dari cell A5 dan A10.
Rumus Statistik
1. Average
Rumus ini berfungsi untuk menampilkan nilai rata-rata. Contoh : =AVERAGE(D2;D3;D4). Setelah itu akan muncul nilai rata-rata dari kolom D2 sampai D4.
Rumus ini berfungsi untuk menampilkan nilai rata-rata. Contoh : =AVERAGE(D2;D3;D4). Setelah itu akan muncul nilai rata-rata dari kolom D2 sampai D4.
2. Count
Count digunakan untuk menghitung banyaknya data argumen. Untuk rumus ini biasnya disinkronisasikan dengan Logical test. Contoh =COUNT(value1;value2)
Count digunakan untuk menghitung banyaknya data argumen. Untuk rumus ini biasnya disinkronisasikan dengan Logical test. Contoh =COUNT(value1;value2)
3. Max
Dengan rumus ini kita dapat mengetahui jumlah nilai tertinggi/maksimal dalam suatu kumpulan cell. Contoh =MAX(B2;B10)
Dengan rumus ini kita dapat mengetahui jumlah nilai tertinggi/maksimal dalam suatu kumpulan cell. Contoh =MAX(B2;B10)
4. Min
Sedangkan rumus MIN adalah kebalikan dari rumusa MAX tadi.
Rumus Logika (logical)
Sedangkan rumus MIN adalah kebalikan dari rumusa MAX tadi.
Rumus Logika (logical)
1. IF
Untuk penggunaan IF bisa buka Cara menggunakan fungsi IF pada Mc Office Exel
Untuk penggunaan IF bisa buka Cara menggunakan fungsi IF pada Mc Office Exel
2. OR
OR digunakan untuk menghasilkan nilai benar (true) jika salah satu argumen atau logical test benar. Contoh : =OR(logika1,logika2)
OR digunakan untuk menghasilkan nilai benar (true) jika salah satu argumen atau logical test benar. Contoh : =OR(logika1,logika2)
3. AND
Menghasilkan nilai benar (true) jika semua argumen benar. Contoh : =AND(logika1,logika2)
Ketiga fungsi logika ini dapat kita gabungkan untuk memberi hasil analisa yang sesuai dengan apa yang kita kehendaki.
Menghasilkan nilai benar (true) jika semua argumen benar. Contoh : =AND(logika1,logika2)
Ketiga fungsi logika ini dapat kita gabungkan untuk memberi hasil analisa yang sesuai dengan apa yang kita kehendaki.
Kamis, 06 Oktober 2016
Artikel Motivasi Untuk Menulis
Motivasi Untuk Menulis
Penulis : Drs. Wilson Nadeak
Kata "motivasi" sering
digunakan orang tanpa mengetahui arti yang sebenarnya. Padahal, kata ini sangat
berkaitan dengan penulisan. Oleh karena itu, coba kita perhatikan apakah arti
kata motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut kamus ini,
"Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; atau usaha-usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya."
Pengertian yang diberikan dalam
kamus ini cukup memadai untuk mendukung pembicaraan dalam tulisan ini. Banyak
orang menulis karena dorongan sesuatu yang kurang jelas baginya, yang secara
sadar atau tidak sadar, merekam dorongan hatinya dalam bentuk tulisan. Dorongan
yang kuat dan tidak terbendung itu adalah modal utama bagi seorang penulis yang
ingin berhasil untuk menuangkan buah pikirannya. Tanpa dorongan itu, hasilnya
kurang memuaskan. Tetapi bila dorongan yang kuat itu diwujudkan untuk mengejar
kepuasan batiniah, dilahirkan dalam bentuk yang diinginkan, maka kepuasan yang
tiada taranya akan diperoleh.
Dorongan itu diperoleh mungkin
secara tiba-tiba, mungkin pula secara kebetulan karena terlibat dalam
percakapan atau ketika membaca sebuah buku, atau mendengarkan sebuah kabar yang
menarik. Ada sesuatu yang mendesak-desak dalam dadanya yang hendak dicetuskan,
suatu kobaran yang tidak terbendung. Dan seorang penulis yang sudah
"jadi" akan memanfaatkan kesempatan ini untuk melahirkan karyanya.
Tidaklah mengherankan apabila ia dapat menuliskan karyanya dalam tempo yang
relatif "singkat". Dadanya serasa sesak dan tangannya bergerak dengan
lincah di atas mesin ketik. Segalanya terasa berjalan dengan mudah dan lancar,
hanya karena adanya suatu motivasi yang kuat di dalam dirinya.
Jika motivasinya bersifat religius,
maka "Injil" yang dianggap ´Kabar Baik´ itu akan mendesaknya untuk
memberitakan-Nya kepada orang lain yang belum pernah mendengar. Ia tidak akan
pernah dapat tidur nyenyak sebelum ia mencurahkan kabar baik itu dari dalam
hati dan pikirannya. Ia akan menuliskan pesan yang mengetuk hatinya, dalam
bentuk artikel. Suatu rasa puas yang luar biasa akan dirasakannya setelah
melihat tulisan atau artikel itu muncul dalam majalah. Di sini ada sesuatu yang
mendorongnya, dorongan untuk menuliskan kabar Injil, sesuatu berita baik yang
mendatangkan kebahagiaan kepada orang lain.
Tetapi ada juga orang yang terdorong
menulis sebuah artikel karena uang. Pengharapan yang diletakkannya di depan
ialah uang, setiap kali ia menyelesaikan bagian demi bagian dari tulisannya, ia
mengharapkan tulisannya segera selesai, karena tidak lama lagi ia akan
mendapatkan uang sebagai imbalannya. Maka pikirannya dipenuhi dengan uang. Pada
umumnya, dorongan seperti ini tidak mendatangkan hasil yang memuaskan. Ia
cenderung menulis dengan cepat hanya sekedar untuk memperoleh imbalan. Berbeda
dengan dorongan "Injil" yang dikatakan di atas, yang membuat orang
meletakkan pengharapan di depan, kepuasan batin karena orang lain akan
memperoleh berita keselamatan. Kita tahu bahwa uang memang penting, tetapi uang
bukan tujuan utama. Uang adalah imbalan yang menyusul kemudian. Yang diutamakan
ialah penyampaian ide dan sesuatu yang amat berharga bagi sesama.
David E. Hensley menyebutkan empat
kata yang penting untuk diingat dan diperhatikan oleh seorang penulis atau
calon penulis. Keempat kata itu adalah sikap, perspektif, disiplin, dan visi.
Keempat kata itu sangat erat kaitannya dengan motivasi dalam penulisan. Berikut
ini saya akan menjabarkan pemikiran yang disampaikannya itu.
1. Sikap
Seorang penulis ataupun pemula harus memiliki keyakinan atas kerja ataupun karya yang digarapnya. Ia harus memiliki suatu sikap tertentu yang jelas dan unik. Ibarat fisik penulis itu sendiri, ia bisa saja memiliki organ yang serupa dengan organ tubuh orang lain, tetapi yang jelas, ia berbeda dari siapa pun. Ia tidak akan pernah sama dengan orang lain. Tuhan telah menciptakan manusia dalam wujud yang unik. Ia tidak sama dengan orang lain, dan orang lain tidak sama dengan dia. Ia merupakan suatu unikum. Setiap individu adalah unik, memiliki ciri kepribadian sendiri; dan karena itu, memiliki sikap hidup yang jelas dan berbeda dari corak yang dimiliki orang lain.
Seorang penulis ataupun pemula harus memiliki keyakinan atas kerja ataupun karya yang digarapnya. Ia harus memiliki suatu sikap tertentu yang jelas dan unik. Ibarat fisik penulis itu sendiri, ia bisa saja memiliki organ yang serupa dengan organ tubuh orang lain, tetapi yang jelas, ia berbeda dari siapa pun. Ia tidak akan pernah sama dengan orang lain. Tuhan telah menciptakan manusia dalam wujud yang unik. Ia tidak sama dengan orang lain, dan orang lain tidak sama dengan dia. Ia merupakan suatu unikum. Setiap individu adalah unik, memiliki ciri kepribadian sendiri; dan karena itu, memiliki sikap hidup yang jelas dan berbeda dari corak yang dimiliki orang lain.
Di dalam berkarya pun ia harus
bersikap demikian. Ia memiliki sikap hidup yang telah terbentuk. Sebagai orang
Kristen, ia memiliki sikap hidup yang tidak dapat ditawar-tawar. Sikap hidup
yang unik inilah yang melahirkan karya yang unik pula, karya yang memiliki
corak yang Kristiani.
Ia dapat melakukan sesuatu yang
mungkin tidak dapat dilakukan orang lain, tentu dengan caranya sendiri. Karena
hal ini telah menjadi bagian dari hidupnya, maka sadar atau tidak sadar,
sikapnya akan tampak dalam karya-karyanya. Keyakinannya memberi warna pada
karyanya, suatu unikum yang tidak dimiliki orang lain. Barangkali, sikap ini
memberi warna yang dominan bagi karya-karyanya, karena apa yang dihayatinya,
itulah yang diungkapkannya. Karya yang unik dan mandiri itu senantiasa
menunjukkan kesegarannya. Ia memiliki nafas yang menghidupi setiap
gerak-geriknya. Orang yang membacanya akan hanyut di dalam sajiannya! Para
editor pada umumnya menginginkan naskah yang demikian.
2. Perspektif
Seorang penulis pemula harus memiliki stamina. Ia harus menjadi pembaca yang baik, yang sanggup merendahkan hati untuk berguru kepada orang lain, lingkungan, dan pengetahuan. Ia memiliki pandangan yang jauh ke depan. Ibarat sebatang pohon, ia tidak tumbuh dalam satu malam saja lantas berbuah. Pohon itu tumbuh dari benih, mengalami proses pertumbuhan alami, melalui deraan hujan dan terik matahari. Mungkin juga tiupan badai akan mengukuhkan akarnya sehingga menukik ke dalam tanah untuk mempertahankan pertumbuhannya. Tahun demi tahun tantangan itu dihadapi, sampai akhirnya dahan- dahannya mengeluarkan buah. Tidak semua buahnya matang dengan sempurna, sebagian mungkin gugur sebelum waktunya, sebagian lagi dimakan burung, serangga, ulat, atau dijolok oleh anak-anak. Yang hanya sisa sebagian saja, itulah yang mendatangkan kebahagiaan bagi pemiliknya yang berusaha keras memeliharanya!
Seorang penulis pemula harus memiliki stamina. Ia harus menjadi pembaca yang baik, yang sanggup merendahkan hati untuk berguru kepada orang lain, lingkungan, dan pengetahuan. Ia memiliki pandangan yang jauh ke depan. Ibarat sebatang pohon, ia tidak tumbuh dalam satu malam saja lantas berbuah. Pohon itu tumbuh dari benih, mengalami proses pertumbuhan alami, melalui deraan hujan dan terik matahari. Mungkin juga tiupan badai akan mengukuhkan akarnya sehingga menukik ke dalam tanah untuk mempertahankan pertumbuhannya. Tahun demi tahun tantangan itu dihadapi, sampai akhirnya dahan- dahannya mengeluarkan buah. Tidak semua buahnya matang dengan sempurna, sebagian mungkin gugur sebelum waktunya, sebagian lagi dimakan burung, serangga, ulat, atau dijolok oleh anak-anak. Yang hanya sisa sebagian saja, itulah yang mendatangkan kebahagiaan bagi pemiliknya yang berusaha keras memeliharanya!
Penulis pemula tidak memandang
naskah-naskah yang dikembalikan redaksi sebagai suatu penolakan terhadap
dirinya. Redaksi atau editor naskah, editor artikel, dan sebagainya, menolak
sebuah naskah yang terdiri dari beberapa halaman yang ada di atas mejanya. Ia
tidak pernah berpikir untuk menolak penulisnya! Surat ataupun kartu penolakan
adalah sesuatu yang lumrah, apalagi bagi penulis pemula. Ada yang menganggapnya
sebagai tangga untuk meraih sukses.
Abraham Lincoln meraih tangga sukses
melalui kegagalan yang bertubi- tubi. Untuk menjadi senator saja, ia harus
berjuang mati-matian, dikalahkan berulang-ulang, sampai akhirnya ia menjadi
presiden Amerika Serikat!
Kartu penolakan naskah adalah
jenjang pertama menuju sukses! Orang lain mengatakan bahwa kegagalan adalah
langkah praktis menuju sukses. Atau ada pula yang mengatakan bahwa kegagalan
itu bagaikan tonjolan-tonjolan batu di bukit karang terjal, tanpa tonjolan batu
itu, pendaki tidak mungkin dapat mendakinya. Bukankah banyak dari antara
penulis yang menerima hadiah Nobel semula menerima kartu penolakan dan
pengembalian naskah? Seandainya artikel Anda dikembalikan, anggaplah bahwa
editornya memiliki naskah yang cukup di mejanya mengenai bidang itu. Oleh
karena itu, garaplah bidang yang lain yang mungkin belum ditulis orang atau
belum banyak di dalam persediaan editor. Kadang-kadang, ada juga editor yang
sedang kebingungan, lalu ia menolak naskah apa saja yang datang ke mejanya pada
hari ia dongkol itu! Penolakan kecil adalah bagian dari proses perkembangan.
Tetaplah memiliki tekad yang membara. Jangan berharap memperoleh imbalan yang
cepat pada awal karier. Penulis, pada awal karier penulisannya, menulis hampir
sepuluh tahun di pelbagai media massa tanpa memperoleh imbalan satu sen pun.
Setiap kali honorarium diminta, selalu tidak mendapat jawaban dari redaksinya.
Entah mengapa, penulis tidak tahu. Padahal media massa itu bukanlah milik
sebuah perusahaan. Namun, sikap mereka tetap satu: membisu setiap kali
honorarium diminta! Setelah tahun kesebelas, penulis baru mendapat imbalan.
Imbalan itu datang dengan sendirinya, setelah merasa bahwa menulis bukanlah
untuk memperoleh uang. Entah mengapa, situasi itu bagaikan koor saja! Editor
dan staf redaksi adalah manusia juga. Stamina memang diperlukan.
3. Disiplin
Seorang penulis sejak mengangkat penanya, berkenalan dengan teknik dan disiplin. Ia memegang pena, atau menekan tuts mesin ketik. Semua alat itu sudah didisiplinkan dan dimekaniskan. Pelakunya harus mengenal disiplin yang berkaitan dengan benda itu. Apalagi penulis sudah menuliskan kalimat. Maka ia pun berkenalan dengan disiplin lain, konvensi dan lambang-lambang huruf. Ia mulai "mempermainkan" huruf dalam batas-batas pengertian. Ia memberi makna kepada huruf. Ia harus mengetahui aturan, struktur kalimat, dan bentuk-bentuk yang berkaitan dengan itu. Apa yang terkandung dalam benaknya diungkapkan melalui alat yang memiliki disiplin itu!
Seorang penulis sejak mengangkat penanya, berkenalan dengan teknik dan disiplin. Ia memegang pena, atau menekan tuts mesin ketik. Semua alat itu sudah didisiplinkan dan dimekaniskan. Pelakunya harus mengenal disiplin yang berkaitan dengan benda itu. Apalagi penulis sudah menuliskan kalimat. Maka ia pun berkenalan dengan disiplin lain, konvensi dan lambang-lambang huruf. Ia mulai "mempermainkan" huruf dalam batas-batas pengertian. Ia memberi makna kepada huruf. Ia harus mengetahui aturan, struktur kalimat, dan bentuk-bentuk yang berkaitan dengan itu. Apa yang terkandung dalam benaknya diungkapkan melalui alat yang memiliki disiplin itu!
Penulis yang baik, sejak awal
menggoreskan penanya sudah harus menyiapkan diri dengan disiplin penulisan. Ia
harus menjadi pembaca yang setia dan mengenal tanda-tanda baca. Orang yang
menghadiri pertemuan-pertemuan, seminar-seminar penulisan, dan penataran-
penataran, jika tidak mempraktikkannya tidak akan memperoleh manfaat
daripadanya. Orang yang menghadiri pertemuan seperti itu cenderung menganggap
dirinya penulis atau pengarang, namun tidak pernah menulis. Hal yang demikian
adalah lamunan kosong belaka.
Orang yang tidak mengenal disiplin
tidak akan memperoleh imbalan sama sekali! Langkah-langkah yang ditempuhnya
tidak akan beraturan dan hasilnya pun tidak akan memuaskan.
4. Visi
Seorang penulis Kristen harus memiliki visi, yaitu suatu kemampuan untuk memandang jauh ke depan dengan mengetahui apa yang sudah terjadi. Ini menyangkut daya nalar dan daya khayal. Raja Salomo pernah berkata, "Jika tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat" (Amsal 29:18).
Seorang penulis Kristen harus memiliki visi, yaitu suatu kemampuan untuk memandang jauh ke depan dengan mengetahui apa yang sudah terjadi. Ini menyangkut daya nalar dan daya khayal. Raja Salomo pernah berkata, "Jika tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat" (Amsal 29:18).
Menulis bagi seorang Kristen berarti
memiliki misi tertentu yang membentuk visinya. Bobot tulisannya diresapi oleh
tujuan misi tersebut. Berangkat dari situlah, ia mengembangkan kemampuannya
untuk mencapai target yang paling luhur: menyampaikan berita keselamatan.
Orang yang memiliki visi akan
mempunyai pengharapan. Orang yang memiliki pengharapan akan memiliki tujuan,
dan orang yang memiliki tujuan yang luhur akan memandang jauh ke depan kepada
sebuah cita- cita yang tinggi, memuliakan Tuhan dan meluhurkan jiwa manusia di
dunia yang fana ini.
Karena ada visi, maka manusia
memiliki kreativitas. Manusia yang kreatif akan senantiasa mencari kebaruan
yang membahagiakan manusia.
Rabu, 28 September 2016
Pelajaran PPKN Kelas V SD/MI: Komentar UU Pornografi Pasal 31
Pelajaran PPKN Kelas V SD/MI: Komentar UU Pornografi Pasal 31: Pasal 31 Setiap orang yang meminjamkan atau mengunduh pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dipidana dengan pidana penjara pa...
Selasa, 27 September 2016
Komentar UU Pornografi Pasal 31
Pasal 31
Setiap orang yang meminjamkan atau mengunduh pornografi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah).
Komentar
saya tidak setuju
karena menurut saya jika orang yang meminjamkan atau mengunduh pornografi itu tidak seharusnya di kenakan denda sebanyak itu, karena mereka itu hanya meminjam bukan melakukannya. akan tetapi justru orang yang melakukannya pantas untuk di hukum seberat itu.
Setiap orang yang meminjamkan atau mengunduh pornografi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah).
Komentar
saya tidak setuju
karena menurut saya jika orang yang meminjamkan atau mengunduh pornografi itu tidak seharusnya di kenakan denda sebanyak itu, karena mereka itu hanya meminjam bukan melakukannya. akan tetapi justru orang yang melakukannya pantas untuk di hukum seberat itu.
Rabu, 24 Juni 2015
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : ............................
Mata
Pelajaran : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKN )
Kelas : V
Semester : 1
STANDAR
KOMPETENSI : 1. Memahami
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pokok dan Uraian Materi
|
Pengalaman
Belajar
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber/
Bahan/ Alat
|
||
Jenis
Tagihan
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
1.1. Medeskripsi-kan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
|
§ Pengertian
NKRI
§ Dasar
hukum bentuk NKRI.
§ Otonomi
daerah dan hubungan luar negeri.
§ Pemerintahan
dan pemilihan kepala negara.
|
§ Membaca
uraian pengertian NKRI.
§ Bertanya
jawab tentang isi uraian.
§ Berdiskusi
tentang bentuk Indonesia sebagai negara kesatuan.
§ Berdiskusi
tentang satuan daerah otonom dalam NKRI.
§ Berdiskusi
tentang hubungan daerah otonom dengan NKRI.
§ Menjelaskan
hak daerah otonom dalam mengadakan hubungan luar negeri.
§ Menceritakan
pengetahuan individual tentang pemilihan umum.
§ Berdiskusi
tentang hubungan NKRI dan pemilihan umum
|
§ Menjelaskan
pengertian NKRI
§ Menyebutkan
dasar hukum NKRI.
§ Menjelaskan
satuan daerah otonom dalam NKRI.
§ Menjelaskan
tentang hubungan luar negeri yang dilakukan NKRI
§ Menjelaskan fungsi pemilihan umum dan
pengaruhnya terhadap NKRI.
|
§ Diskusi kelompok
|
§ Penilaian
lisan.
§ Penilaian
sikap (pengamatan perilaku).
§ Penilaian
unjuk kerja (hasil diskusi).
|
§ NKRI
adalah ....
§ Indonesia
merupakan negara berbentuk ....
§ Satuan
daerah otonom dalam NKRI misalnya ....
§ Indonesia
memiliki bentuk negara kesatuan karena ....
§
§ NKRI
perlu mengadakan Pemilihan Umum untuk
....
|
4 x 35
menit.
|
§ Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Sekolah Dasar Kelas V, terbitan ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd.)
hlm. 1—3 .
§ Orangtua.
§ Teman.
§ Pengalaman siswa, dst.
|
|
§ Keberadaan
NKRI.
|
§ Membaca
uraian di buku teks tentang keberadaan NKRI.
§ Memperhatikan
gambar peta Indonesia.
§ Menjelaskan
batas utara, selatan, timur, dan barat NKRI.
§ Bertanya
jawab tentang fungsi deskripsi garis lintang dan bujur dalam menjelaskan
letak negara.
§ Menyebutkan derajat lintang dan bujur NKRI
dan bagian-bagian wilayahnya (darat, laut, udara).
§ Berdiskusi
tentang fungsi wilayah daratan NKRI.
§ Berdiskusi
tentang fungsi wilayah laut NKRI.
§ Berdiskusi
tentang batas landas kontinen suatu negara berdasarkan Konvensi PBB.
§ Berdiskusi
tentang fungsi wilayah udara NKRI.
|
§ Menunjukkan
sisi utara selatan, timur, dan barat NKRI, serta menyebutkan nama negara atau
perairan yang menjadi batas NKRI.
§ Menyebutkan
posisi lintang dan bujur NKRI.
§ Memahami
tujuan penetapan batas-batas fisik NKRI.
§ Menjelaskan
fungsi wilayah daratan NKRI.
§ Menjelaskan
fungsi wilayah laut NKRI.
§
§ Menjelaskan
fungsi wilayah udara NKRI.
|
§ Diskusi kelompok
|
§ Penilaian
lisan.
§ Penilaian
sikap (pengamatan perilaku).
§ Penilaian
unjuk kerja (keberanian anak bercerita dan keterlibatan dalam diskusi).
|
§ Batas
utara NKRI adalah ....
§ Batas
selatan NKRI adalah ....
§ Batas
barat NKRI adalah ....
§ Batas
timur NKRI adalah ....
§ Indonesia
terletak di ... derajat ...
§ sampai
... derajat ..., dan ... derajat ...
§ sampai
... derajat ....
§ Fungsi
wilayah daratan NKRI adalah ....
§ Fungsi
wilayah laut NKRI adalah ....
§ Fungsi
wilayah udara NKRI adalah ....
§ Zona
Ekonomi Eksklusif adalah ....
|
|
|
1.2. Menjelaskan pentingnya keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
|
§ Arti penting keutuhan NKRI.
|
§ Membaca
uraian tentang sejarah berdirinya NKRI.
§ Mendiskusikan
usaha-usaha yang telah dilakukan para pemimpin bangsa pada masa lalu demi
terciptanya NKRI.
§
§ Mendaftarkan
sejumlah peristiwa penting yang terjadi dalam proses pembentukan NKRI.
§ Menjelaskan
pengertian semboyan Bhinneka Tunggal Ika
§ Menghubungkan
prinsip semboyan Bhinneka Tunggal Ika dengan usaha para pemimpin bangsa pada
masa lalu.
§ Menjelaskan
arti penting keutuhan NKRI.
|
§ Memahami arti penting keutuhan NKRI.
|
§ Tugas individu.
|
§ Penilaian
daya nalar.
§ Penilaian
unjuk kerja (hasil diskusi).
|
§ Apa
maksud semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
§ Apa
saja usaha yang dilakukan pemimpin bangsa kita dahulu dalam mewujudkan NKRI?
§ Mengapa Indonesia berbentuk negara kesatuan?
|
6 X 35
menit.
|
§ Buku paket hlm. 5—9.
§ Berbagai buku sejarah perjuangan bangsa.
§ Teman.
|
|
§ Fungsi
Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa.
|
§ Membaca
sejarah singkat tentang Pancasila.
§ Membaca
poin-poin sila dalam Pancasila atau menirukan pembacaan Pancasila.
§ Memperhatikan
gambar burung garuda Pancasila.
§ Menunjuk
lambang-lambang pada tameng burung garuda berdasarkan kelima sila Pancasila.
|
§ Mampu
menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa.
|
§
Tugas berkelompok.
|
§ Penilaian
lisan.
§ Penilaian
daya nalar.
§ Penilaian
unjuk kerja (keberanian anak bercerita dan keterlibatan dalam diskusi).
|
§ Apa
alasan dibentuknya Pacasila?
§ Apa
fungsi Pancasila bagi NKRI?
|
|
|
|
|
§ Mendiskusikan
sebab-sebab dirumuskannya Pancasila.
§ Mendiskusikan
isi pancasila.
§ Mendiskusikan
fungsi Pancasila bagi NKRI.
|
|
|
|
|
|
|
|
§ Makna
kesatuan wilayah Indonesia.
|
§ Menyebutkan
berbagai segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi,
pertahanan-keamanan).
§ Menjelaskan
makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi politik.
§ Menjelaskan
makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi sosial-budaya.
§ Menjelaskan
makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi ekonomi.
§ Menjelaskan
makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi pertahanan-keamanan.
§ Menuliskan
contoh makna kesatuan wilayah Indonesia dalam keempat segi tersebut.
|
§ Mampu
menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan
bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan).
|
§
Tugas individu
|
§ Penilaian
lisan.
§ Logika
dan kreativitas contoh yang diberikan siswa.
§ Penilaian
unjuk kerja (keberanian anak mengungkapkan isi pikiran).
|
§ Apa
makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi ekonomi?
§ Apa
makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi sosial-budaya?
|
|
|
1.3. Menunjuk-kan contoh-contoh perilaku dalam menjaga
keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
|
§ Contoh-contoh
atau ilustrasi perilaku yang baik dalam menjaga keutuhan NKRI.
|
§ Memfoto
kopi gambar pada buku pelajaran.
§ Mewarnai
gambar yang menunjukksn sikap yang benar.
§ Menjelaskan
gambar yang telah diwarnai dan alasan memilih gambar tersebut.
|
§ Memahami prinsip-prinsip sikap memelihara keutuhan NKRI.
|
§ Tugas individu.
|
§ Penilaian
unjuk kerja (keberanian anak memilih gambar dan kreativitas pewarnaan gambar)
§ Penilaian
lisan ketika siswa menceritakan gambar dan alasan pemilihan gambar.
|
§ Apabila
terjadi kerusuhan, sikap yang seharusnya diambil aparat penegak hukum adalah
.... (gambar A atau gambar B).
|
2 x 35
menit.
|
§ Buku paket hlm.
14--18.
Teman.
Lingkungan
rumah (keluarga), sekolah, dst.
|
v Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya (
Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung
jawab ( responsibility )
Berani ( courage ), Integritas
( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship )
|
Mengetahui,
Kepala Sekolah.........
(...........................................................)
NIP / NIK :
....................................
|
|
..........., ............................
20.....
Guru Mapel PKN.
(........................................................)
NIP /
NIK : ....................................
|
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : ............................
Mata
Pelajaran : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKN )
Kelas : V
Semester : 1
STANDAR
KOMPETENSI : 2. Memahami
peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pokok dan Uraian Materi
|
Pengalaman
Belajar
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber/
Bahan/ Alat
|
||
Jenis
Tagihan
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
2.1. Menjelaskan pengerti-an dan
pen-tingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.
|
§ Pengertian
perundang-undangan
§ Fungsi
/ pentingnya peraturan perundang-undangan
|
§ Mengidentifikasi
macam-macam peraturan di rumah dan di sekolah.
§ Menjelaskan
pengertian perundang-undangan.
§ Mendiskusikan
perbedaan fungsi peraturan tingkat pusat dan tingkat daerah.
§ Mengidentifikasi
berbagai hal yang perlu diatur dengan undang-undang.
§ Menjelaskan
sebab beberapa hal perlu diatur dengan undang-undang
|
§ Menjelaskan
pengertian perundang-undanan pusat dan daerah.
§ Memahami
perbedaan fungsi tiap peraturan yang berlaku di tingkat pusat dan daerah.
§ Mengetahui
berbagai hal yang perlu diatur dengan undang-undang.
§ Memahami
sebab dan asas pembuatan undang-undang
|
§ Tugas individu.
|
§ Penilaian
tertulis (kemampuan analitis).
§ Penilaian
unjuk kerja (keberanian anak bercerita)
§ Penilaian
tertulis (kemampuan analitis).
§ Penilaian
unjuk kerja (keberanian anak menjelaskan pemikirannya)
|
§ Mengapa
perlu dibuat peraturan perundang-undang-an?
§ Mengapa
hak asasi manusia perlu diatur berdasakan undang-uundang?
|
4 x 35
menit.
|
§ Buku
paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan
ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd.) hlm. 30—33.
§ Berbagai
peraturan di sekolah.
§ Berbagai
peraturan di rumah.
|
2.2. Memberikan contoh peraturan
perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, antikorupsi, lalu
lintas, dan larangan merokok.
|
§ Tata
urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
|
§ Membaca
informasi dan menjelaskan UUD 1945.
§ Membaca
informasi dan menjelaskan undang-undang atau peraturan pengganti
undang-undang.
§ Membaca
informasi dan menjelaskan Peraturan Pemerintah.
§ Membaca
informasi dan menjelaskan Peraturan Presiden.
§ Membaca
informasi dan menjelaskan Peraturan Daerah.
|
§ Mengetahui
tata urutan perundang-undangan di Indonesia.
§ Memahami kandungan dan fungsi
peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia berdasarkan
hierarkinya.
|
§ Tugas
§ kelompok.
|
§ Penilaian
tertulis (kemampuan analitis).
§ Penilaian
unjuk kerja (keberanian anak menjelaskan pemikirannya)
|
§ UUD
1945 merupakan peraturan yang terdapat pada tataran .... dan berfungsi sebagai .... (dan lain-lain)
|
4 x 35
menit.
|
§ Buku
paket hlm. 35—42.
§ Teks
UUD 1945.
§ Teks
Undang-Undang atau Per-aturan Pengganti Undang-Undang.
§ Teks
Pe-raturan Pemerintah.
§ Teks
Pe-raturan Presiden.
§ Teks
Pe-raturan Daerah.
|
|
§ Contoh
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
|
§
Membaca berbagai contoh peraturan.
§
Menjelaskan sebab masyarakat harus mematuhinya, serta akibat
yang akan terjadi jika masyarakat melanggarnya.
|
§ Mengetahui
akibat mematuhi peraturan dan undang-undang bagi individu dan masyarakat.
§
Mengetahui akibat melanggar peraturan dan undang-undang bagi individu
dan masyarakat.
|
§
Tugas individu.
|
§ Penilaian
tertulis (kemampuan analitis).
§ Penilaian
unjuk kerja .
|
§ Apa
akibat melanggar peraturan daerah yang berisi larangan merokok di tempat umum?
|
|
|
v Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines),
Rasa hormat
dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab (
responsibility )
Berani ( courage ), Integritas
( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship )
|
Mengetahui,
Kepala Sekolah.........
(...........................................................)
NIP / NIK :
....................................
|
|
..........., ............................
20.....
Guru Mapel PKN.
(........................................................)
NIP /
NIK : ....................................
|