Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat digunakan sebagai sumber belajar, bisa memecahkan masalah saat proses belajar-mengajar.

Media Pembelajaran

Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarangan cara mengunakannya.

Media Pembelajaran

Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

Media Pembelajaran

Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.

Media Pembelajaran

Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar-mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.

Pages

Senin, 28 November 2016

Rabu, 02 November 2016

Penggunaan Rumus Microsoft Excel

Penggunaan Rumus MS Excel

Penggunaan Rumus MS Excel | Microsoft Office Excel memang dikenal dengan penggunaan rumus-rumus atau formula dalam lembar kerjanya. Penggunaan rumus yang efektif akan memudahkan kita dalam membuat laporan pekerjaan dengan menggunakan MS Excel. Formula atau rumus MS Excel adalah keunggulan tersendiri untuk aplikasi ini, dengan kemampuannya dalam mengolah data melalui perhitungan matematis yang sangat beragam fungsinya.
Operator Matematika dalam Excel seperti contoh ini
Sebelum kita bicara lebih juh tentang berbagai mcacam formula dalam Exel, terlebih dahulu kita mengetahui operator Matematis dalam MS Excel. Karena seperti yang kita ketahui, MS Excel memang sangat diunggulkan dalam menampung data-data yang bersifat numerik.
1. + (ikon plus), digunakan untuk Penjumlahan contoh A1+A2
2. – (ikon minus), digunakan untuk Pengurangan contoh A3-A4
3. * (ikon bintang),digunakan untuk Perkalian contoh A5*A6
4. / (ikon garis miring), digunakan untuk Pembagian contoh A7/A8
5. ^ (ikon caret) digunakan untuk Pangkat contoh A9^2
6. % (ikon persen) digunakan untuk Prosentase contoh C2%
Berikut contoh penggunaan rumus standar
Penggunaan Rumus MS Excel
Belajar Mc Office Exel
catatan :
Jikatakut salah jika mengetikkan atupun Anda malas untuk mengetikkan cell yang mewakili data perkalian, maka Anda bisa hanya dengan meng-klik cell tempat data tersebut berada.
Penggunaan Rumus MS Excel
Belajar Mc Office Exel
Dan setelah rumus dikolom pertama sudah selesai dan anda ingin meberuskannya kekolom selanjutnya maka anda cuku meletakkan kusor di pojok kanan bawah higga kursor berubh menjadi (+) lalu tarik kebawah.
Rumus MS Excel dan Pembagian Fungsinya
Formula / rumus di dalam MS Excel Secara garis besar, mungkin dapat dibagi menjadi tiga, yaitu Rumus Matematis, Logika, dan Statistik.
Rumus Matematik
Mungkin Anda mulai bingung, sejak kapan muncul rumus matematik di MS Excel. Sebenarnya ini cuma istilah saya sendiri, karena dengan rumus ini kita akan dihadapkan pada penjumlahan dan sebagainya. Ketika terkait dengan penjumlahan, perkalian, dan lain-lain, otak saya langsung tertuju pada pelajaran Matematika di mana saya sendiri tidak pernah mendapatkan nilai B. Cukup mengenaskan. Jadi saya harap pembaca harus setuju dengan istilah saya sendiri.
1. SUM
SUM adalah rumus yang digunakan dalam proses penjumlahan. Contoh : =SUM(B2:C2) dengan demikian kolom yang kita tempatkan rumus ini akan mengeluarkan nominal angka hasil penjumlahan dari cell B2 danE2.
2. SUBTOTAL
SUBTOTAL berfungsi untuk pengurangan, pembagian, perkalian, rata-rata (prosentase) dan lain-lain. Contoh : =SUBTOTAL(FUNGSI;REFRENSI_1;REFRENSI_2) maka akan terlihat seperti =SUBTOTAL(9;A5;A10). Dengan demikian, rumus ini akan menampilkan hasil total dari penjumlahan (karena kode 9 dikenal sebagai fungsi SUM dalam Formula SUBTOTAL) dari cell A5 dan A10.
Rumus Statistik
1. Average
Rumus ini berfungsi untuk menampilkan nilai rata-rata. Contoh : =AVERAGE(D2;D3;D4). Setelah itu akan muncul nilai rata-rata dari kolom D2 sampai D4.
2. Count
Count digunakan untuk menghitung banyaknya data argumen. Untuk rumus ini biasnya disinkronisasikan dengan Logical test. Contoh =COUNT(value1;value2)
3. Max
Dengan rumus ini kita dapat mengetahui jumlah nilai tertinggi/maksimal dalam suatu kumpulan cell. Contoh =MAX(B2;B10)
4. Min
Sedangkan rumus MIN adalah kebalikan dari rumusa MAX tadi.
Rumus Logika (logical)
1. IF
Untuk penggunaan IF bisa buka Cara menggunakan fungsi IF pada Mc Office Exel
2. OR
OR digunakan untuk menghasilkan nilai benar (true) jika salah satu argumen atau logical test benar. Contoh : =OR(logika1,logika2)
3. AND
Menghasilkan nilai benar (true) jika semua argumen benar. Contoh : =AND(logika1,logika2)
Ketiga fungsi logika ini dapat kita gabungkan untuk memberi hasil analisa yang sesuai dengan apa yang kita kehendaki.

Kamis, 06 Oktober 2016

Artikel Motivasi Untuk Menulis



Motivasi Untuk Menulis
Penulis : Drs. Wilson Nadeak

Kata "motivasi" sering digunakan orang tanpa mengetahui arti yang sebenarnya. Padahal, kata ini sangat berkaitan dengan penulisan. Oleh karena itu, coba kita perhatikan apakah arti kata motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut kamus ini, "Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya."
Pengertian yang diberikan dalam kamus ini cukup memadai untuk mendukung pembicaraan dalam tulisan ini. Banyak orang menulis karena dorongan sesuatu yang kurang jelas baginya, yang secara sadar atau tidak sadar, merekam dorongan hatinya dalam bentuk tulisan. Dorongan yang kuat dan tidak terbendung itu adalah modal utama bagi seorang penulis yang ingin berhasil untuk menuangkan buah pikirannya. Tanpa dorongan itu, hasilnya kurang memuaskan. Tetapi bila dorongan yang kuat itu diwujudkan untuk mengejar kepuasan batiniah, dilahirkan dalam bentuk yang diinginkan, maka kepuasan yang tiada taranya akan diperoleh.
Dorongan itu diperoleh mungkin secara tiba-tiba, mungkin pula secara kebetulan karena terlibat dalam percakapan atau ketika membaca sebuah buku, atau mendengarkan sebuah kabar yang menarik. Ada sesuatu yang mendesak-desak dalam dadanya yang hendak dicetuskan, suatu kobaran yang tidak terbendung. Dan seorang penulis yang sudah "jadi" akan memanfaatkan kesempatan ini untuk melahirkan karyanya. Tidaklah mengherankan apabila ia dapat menuliskan karyanya dalam tempo yang relatif "singkat". Dadanya serasa sesak dan tangannya bergerak dengan lincah di atas mesin ketik. Segalanya terasa berjalan dengan mudah dan lancar, hanya karena adanya suatu motivasi yang kuat di dalam dirinya.
Jika motivasinya bersifat religius, maka "Injil" yang dianggap ´Kabar Baik´ itu akan mendesaknya untuk memberitakan-Nya kepada orang lain yang belum pernah mendengar. Ia tidak akan pernah dapat tidur nyenyak sebelum ia mencurahkan kabar baik itu dari dalam hati dan pikirannya. Ia akan menuliskan pesan yang mengetuk hatinya, dalam bentuk artikel. Suatu rasa puas yang luar biasa akan dirasakannya setelah melihat tulisan atau artikel itu muncul dalam majalah. Di sini ada sesuatu yang mendorongnya, dorongan untuk menuliskan kabar Injil, sesuatu berita baik yang mendatangkan kebahagiaan kepada orang lain.
Tetapi ada juga orang yang terdorong menulis sebuah artikel karena uang. Pengharapan yang diletakkannya di depan ialah uang, setiap kali ia menyelesaikan bagian demi bagian dari tulisannya, ia mengharapkan tulisannya segera selesai, karena tidak lama lagi ia akan mendapatkan uang sebagai imbalannya. Maka pikirannya dipenuhi dengan uang. Pada umumnya, dorongan seperti ini tidak mendatangkan hasil yang memuaskan. Ia cenderung menulis dengan cepat hanya sekedar untuk memperoleh imbalan. Berbeda dengan dorongan "Injil" yang dikatakan di atas, yang membuat orang meletakkan pengharapan di depan, kepuasan batin karena orang lain akan memperoleh berita keselamatan. Kita tahu bahwa uang memang penting, tetapi uang bukan tujuan utama. Uang adalah imbalan yang menyusul kemudian. Yang diutamakan ialah penyampaian ide dan sesuatu yang amat berharga bagi sesama.
David E. Hensley menyebutkan empat kata yang penting untuk diingat dan diperhatikan oleh seorang penulis atau calon penulis. Keempat kata itu adalah sikap, perspektif, disiplin, dan visi. Keempat kata itu sangat erat kaitannya dengan motivasi dalam penulisan. Berikut ini saya akan menjabarkan pemikiran yang disampaikannya itu.
1. Sikap
Seorang penulis ataupun pemula harus memiliki keyakinan atas kerja ataupun karya yang digarapnya. Ia harus memiliki suatu sikap tertentu yang jelas dan unik. Ibarat fisik penulis itu sendiri, ia bisa saja memiliki organ yang serupa dengan organ tubuh orang lain, tetapi yang jelas, ia berbeda dari siapa pun. Ia tidak akan pernah sama dengan orang lain. Tuhan telah menciptakan manusia dalam wujud yang unik. Ia tidak sama dengan orang lain, dan orang lain tidak sama dengan dia. Ia merupakan suatu unikum. Setiap individu adalah unik, memiliki ciri kepribadian sendiri; dan karena itu, memiliki sikap hidup yang jelas dan berbeda dari corak yang dimiliki orang lain.
Di dalam berkarya pun ia harus bersikap demikian. Ia memiliki sikap hidup yang telah terbentuk. Sebagai orang Kristen, ia memiliki sikap hidup yang tidak dapat ditawar-tawar. Sikap hidup yang unik inilah yang melahirkan karya yang unik pula, karya yang memiliki corak yang Kristiani.
Ia dapat melakukan sesuatu yang mungkin tidak dapat dilakukan orang lain, tentu dengan caranya sendiri. Karena hal ini telah menjadi bagian dari hidupnya, maka sadar atau tidak sadar, sikapnya akan tampak dalam karya-karyanya. Keyakinannya memberi warna pada karyanya, suatu unikum yang tidak dimiliki orang lain. Barangkali, sikap ini memberi warna yang dominan bagi karya-karyanya, karena apa yang dihayatinya, itulah yang diungkapkannya. Karya yang unik dan mandiri itu senantiasa menunjukkan kesegarannya. Ia memiliki nafas yang menghidupi setiap gerak-geriknya. Orang yang membacanya akan hanyut di dalam sajiannya! Para editor pada umumnya menginginkan naskah yang demikian.
2. Perspektif
Seorang penulis pemula harus memiliki stamina. Ia harus menjadi pembaca yang baik, yang sanggup merendahkan hati untuk berguru kepada orang lain, lingkungan, dan pengetahuan. Ia memiliki pandangan yang jauh ke depan. Ibarat sebatang pohon, ia tidak tumbuh dalam satu malam saja lantas berbuah. Pohon itu tumbuh dari benih, mengalami proses pertumbuhan alami, melalui deraan hujan dan terik matahari. Mungkin juga tiupan badai akan mengukuhkan akarnya sehingga menukik ke dalam tanah untuk mempertahankan pertumbuhannya. Tahun demi tahun tantangan itu dihadapi, sampai akhirnya dahan- dahannya mengeluarkan buah. Tidak semua buahnya matang dengan sempurna, sebagian mungkin gugur sebelum waktunya, sebagian lagi dimakan burung, serangga, ulat, atau dijolok oleh anak-anak. Yang hanya sisa sebagian saja, itulah yang mendatangkan kebahagiaan bagi pemiliknya yang berusaha keras memeliharanya!
Penulis pemula tidak memandang naskah-naskah yang dikembalikan redaksi sebagai suatu penolakan terhadap dirinya. Redaksi atau editor naskah, editor artikel, dan sebagainya, menolak sebuah naskah yang terdiri dari beberapa halaman yang ada di atas mejanya. Ia tidak pernah berpikir untuk menolak penulisnya! Surat ataupun kartu penolakan adalah sesuatu yang lumrah, apalagi bagi penulis pemula. Ada yang menganggapnya sebagai tangga untuk meraih sukses.
Abraham Lincoln meraih tangga sukses melalui kegagalan yang bertubi- tubi. Untuk menjadi senator saja, ia harus berjuang mati-matian, dikalahkan berulang-ulang, sampai akhirnya ia menjadi presiden Amerika Serikat!
Kartu penolakan naskah adalah jenjang pertama menuju sukses! Orang lain mengatakan bahwa kegagalan adalah langkah praktis menuju sukses. Atau ada pula yang mengatakan bahwa kegagalan itu bagaikan tonjolan-tonjolan batu di bukit karang terjal, tanpa tonjolan batu itu, pendaki tidak mungkin dapat mendakinya. Bukankah banyak dari antara penulis yang menerima hadiah Nobel semula menerima kartu penolakan dan pengembalian naskah? Seandainya artikel Anda dikembalikan, anggaplah bahwa editornya memiliki naskah yang cukup di mejanya mengenai bidang itu. Oleh karena itu, garaplah bidang yang lain yang mungkin belum ditulis orang atau belum banyak di dalam persediaan editor. Kadang-kadang, ada juga editor yang sedang kebingungan, lalu ia menolak naskah apa saja yang datang ke mejanya pada hari ia dongkol itu! Penolakan kecil adalah bagian dari proses perkembangan. Tetaplah memiliki tekad yang membara. Jangan berharap memperoleh imbalan yang cepat pada awal karier. Penulis, pada awal karier penulisannya, menulis hampir sepuluh tahun di pelbagai media massa tanpa memperoleh imbalan satu sen pun. Setiap kali honorarium diminta, selalu tidak mendapat jawaban dari redaksinya. Entah mengapa, penulis tidak tahu. Padahal media massa itu bukanlah milik sebuah perusahaan. Namun, sikap mereka tetap satu: membisu setiap kali honorarium diminta! Setelah tahun kesebelas, penulis baru mendapat imbalan. Imbalan itu datang dengan sendirinya, setelah merasa bahwa menulis bukanlah untuk memperoleh uang. Entah mengapa, situasi itu bagaikan koor saja! Editor dan staf redaksi adalah manusia juga. Stamina memang diperlukan.
3. Disiplin
Seorang penulis sejak mengangkat penanya, berkenalan dengan teknik dan disiplin. Ia memegang pena, atau menekan tuts mesin ketik. Semua alat itu sudah didisiplinkan dan dimekaniskan. Pelakunya harus mengenal disiplin yang berkaitan dengan benda itu. Apalagi penulis sudah menuliskan kalimat. Maka ia pun berkenalan dengan disiplin lain, konvensi dan lambang-lambang huruf. Ia mulai "mempermainkan" huruf dalam batas-batas pengertian. Ia memberi makna kepada huruf. Ia harus mengetahui aturan, struktur kalimat, dan bentuk-bentuk yang berkaitan dengan itu. Apa yang terkandung dalam benaknya diungkapkan melalui alat yang memiliki disiplin itu!
Penulis yang baik, sejak awal menggoreskan penanya sudah harus menyiapkan diri dengan disiplin penulisan. Ia harus menjadi pembaca yang setia dan mengenal tanda-tanda baca. Orang yang menghadiri pertemuan-pertemuan, seminar-seminar penulisan, dan penataran- penataran, jika tidak mempraktikkannya tidak akan memperoleh manfaat daripadanya. Orang yang menghadiri pertemuan seperti itu cenderung menganggap dirinya penulis atau pengarang, namun tidak pernah menulis. Hal yang demikian adalah lamunan kosong belaka.
Orang yang tidak mengenal disiplin tidak akan memperoleh imbalan sama sekali! Langkah-langkah yang ditempuhnya tidak akan beraturan dan hasilnya pun tidak akan memuaskan.
4. Visi
Seorang penulis Kristen harus memiliki visi, yaitu suatu kemampuan untuk memandang jauh ke depan dengan mengetahui apa yang sudah terjadi. Ini menyangkut daya nalar dan daya khayal. Raja Salomo pernah berkata, "Jika tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat" (Amsal 29:18).
Menulis bagi seorang Kristen berarti memiliki misi tertentu yang membentuk visinya. Bobot tulisannya diresapi oleh tujuan misi tersebut. Berangkat dari situlah, ia mengembangkan kemampuannya untuk mencapai target yang paling luhur: menyampaikan berita keselamatan.
Orang yang memiliki visi akan mempunyai pengharapan. Orang yang memiliki pengharapan akan memiliki tujuan, dan orang yang memiliki tujuan yang luhur akan memandang jauh ke depan kepada sebuah cita- cita yang tinggi, memuliakan Tuhan dan meluhurkan jiwa manusia di dunia yang fana ini.
Karena ada visi, maka manusia memiliki kreativitas. Manusia yang kreatif akan senantiasa mencari kebaruan yang membahagiakan manusia.

Rabu, 28 September 2016

Pelajaran PPKN Kelas V SD/MI: Komentar UU Pornografi Pasal 31

Pelajaran PPKN Kelas V SD/MI: Komentar UU Pornografi Pasal 31: Pasal 31 Setiap orang yang  meminjamkan atau mengunduh pornografi sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal 5 dipidana  dengan  pidana  penjara  pa...

Selasa, 27 September 2016

Komentar UU Pornografi Pasal 31

Pasal 31
Setiap orang yang  meminjamkan atau mengunduh pornografi sebagaimana
dimaksud  dalam  Pasal 5 dipidana  dengan  pidana  penjara  paling  lama  4
(empat)  tahun  dan/atau  pidana  denda  paling  banyak  Rp2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah).

Komentar
saya tidak setuju
karena menurut saya jika orang yang meminjamkan atau mengunduh pornografi itu tidak seharusnya di kenakan denda sebanyak itu, karena mereka itu hanya meminjam bukan melakukannya. akan tetapi justru orang yang melakukannya pantas untuk di hukum seberat itu.

Rabu, 24 Juni 2015

Silabus ppkn SD Kelas 5

RPPPKnBerkarakterSDKelas5sms2.doc: RPPPKnBerkarakterSDKelas5sms2.doc


SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah                                       :   ............................
Mata Pelajaran                                      :   PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKN )
Kelas                                                       :   V
Semester                                                 :   1
STANDAR KOMPETENSI                :   1.     Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan Uraian Materi
Pengalaman Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
1.1.  Medeskripsi-kan Negara Kesatuan Republik Indonesia

§  Pengertian NKRI
§  Dasar hukum bentuk NKRI.
§  Otonomi daerah dan hubungan luar negeri.
§  Pemerintahan dan pemilihan kepala negara.
§  Membaca uraian pengertian NKRI.
§  Bertanya jawab tentang isi uraian.
§  Berdiskusi tentang bentuk Indonesia sebagai negara kesatuan.
§  Berdiskusi tentang satuan daerah otonom dalam NKRI.
§  Berdiskusi tentang hubungan daerah otonom dengan NKRI.
§  Menjelaskan hak daerah otonom dalam mengadakan hubungan luar negeri.
§  Menceritakan pengetahuan individual tentang pemilihan umum.
§  Berdiskusi tentang hubungan NKRI dan pemilihan umum
§  Menjelaskan pengertian NKRI
§  Menyebutkan dasar hukum NKRI.
§  Menjelaskan satuan daerah otonom dalam NKRI.
§  Menjelaskan tentang hubungan luar negeri yang dilakukan NKRI
§   Menjelaskan fungsi pemilihan umum dan pengaruhnya terhadap NKRI.
§  Diskusi kelompok



§  Penilaian lisan.
§  Penilaian sikap (pengamatan perilaku).
§  Penilaian unjuk kerja (hasil diskusi).
§  NKRI adalah ....
§  Indonesia merupakan negara berbentuk ....
§  Satuan daerah otonom dalam NKRI misalnya ....
§  Indonesia memiliki bentuk negara kesatuan karena ....
§   
§  NKRI perlu mengadakan Pemilihan Umum  untuk ....
4 x 35           
 menit.
§  Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd.) hlm. 1—3 .
§  Orangtua.
§  Teman.
§  Pengalaman siswa, dst.


§  Keberadaan NKRI.
§  Membaca uraian di buku teks tentang keberadaan NKRI.
§  Memperhatikan gambar peta Indonesia.
§  Menjelaskan batas utara, selatan, timur, dan barat NKRI.
§  Bertanya jawab tentang fungsi deskripsi garis lintang dan bujur dalam menjelaskan letak negara.
§   Menyebutkan derajat lintang dan bujur NKRI dan bagian-bagian wilayahnya (darat, laut, udara).
§  Berdiskusi tentang fungsi wilayah daratan NKRI.
§  Berdiskusi tentang fungsi wilayah laut NKRI.
§  Berdiskusi tentang batas landas kontinen suatu negara berdasarkan Konvensi PBB.
§  Berdiskusi tentang fungsi wilayah udara NKRI.
§  Menunjukkan sisi utara selatan, timur, dan barat NKRI, serta menyebutkan nama negara atau perairan yang menjadi batas NKRI.
§  Menyebutkan posisi lintang dan bujur NKRI.
§  Memahami tujuan penetapan batas-batas fisik NKRI.
§  Menjelaskan fungsi wilayah daratan NKRI.
§  Menjelaskan fungsi wilayah laut NKRI.
§   
§  Menjelaskan fungsi wilayah udara NKRI.
§  Diskusi kelompok



§  Penilaian lisan.
§  Penilaian sikap (pengamatan perilaku).
§  Penilaian unjuk kerja (keberanian anak bercerita dan keterlibatan dalam diskusi).
§  Batas utara NKRI adalah ....
§  Batas selatan  NKRI adalah ....
§  Batas barat NKRI adalah ....
§  Batas timur NKRI adalah ....
§  Indonesia terletak di ... derajat ...
§  sampai ... derajat ..., dan ... derajat ...
§  sampai ... derajat ....
§  Fungsi wilayah daratan NKRI adalah ....
§  Fungsi wilayah laut NKRI adalah ....
§  Fungsi wilayah udara NKRI adalah ....
§  Zona Ekonomi Eksklusif adalah ....


1.2.  Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

§   Arti penting keutuhan NKRI.
§  Membaca uraian tentang sejarah berdirinya NKRI.
§  Mendiskusikan usaha-usaha yang telah dilakukan para pemimpin bangsa pada masa lalu demi terciptanya NKRI.
§   
§  Mendaftarkan sejumlah peristiwa penting yang terjadi dalam proses pembentukan NKRI.
§  Menjelaskan pengertian semboyan Bhinneka Tunggal Ika
§  Menghubungkan prinsip semboyan Bhinneka Tunggal Ika dengan usaha para pemimpin bangsa pada masa lalu.
§  Menjelaskan arti penting keutuhan NKRI.
§  Memahami arti penting keutuhan NKRI.





§  Tugas individu.



§  Penilaian daya nalar.
§  Penilaian unjuk kerja (hasil diskusi).
§  Apa maksud semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
§  Apa saja usaha yang dilakukan pemimpin bangsa kita dahulu dalam mewujudkan NKRI?
§   Mengapa Indonesia berbentuk negara kesatuan?
6 X 35           
menit.
§  Buku paket hlm. 5—9.
§  Berbagai buku sejarah perjuangan bangsa.
§  Teman.

§  Fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa.
§  Membaca sejarah singkat tentang Pancasila.
§  Membaca poin-poin sila dalam Pancasila atau menirukan pembacaan Pancasila.
§  Memperhatikan gambar burung garuda Pancasila.
§  Menunjuk lambang-lambang pada tameng burung garuda berdasarkan kelima sila Pancasila.
§  Mampu menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa.
§  Tugas berkelompok. 
§  Penilaian lisan.
§  Penilaian daya nalar.
§  Penilaian unjuk kerja (keberanian anak bercerita dan keterlibatan dalam diskusi).
§  Apa alasan dibentuknya Pacasila?
§  Apa fungsi Pancasila bagi NKRI?




§  Mendiskusikan sebab-sebab dirumuskannya Pancasila. 
§  Mendiskusikan isi pancasila.
§  Mendiskusikan fungsi Pancasila bagi NKRI.







§  Makna kesatuan wilayah Indonesia.
§  Menyebutkan berbagai segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan).
§  Menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi politik.
§  Menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi sosial-budaya.
§  Menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi ekonomi.
§  Menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi pertahanan-keamanan.
§  Menuliskan contoh makna kesatuan wilayah Indonesia dalam keempat segi tersebut.
§  Mampu menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan).
§  Tugas individu
§  Penilaian lisan.
§  Logika dan kreativitas contoh yang diberikan siswa.
§  Penilaian unjuk kerja (keberanian anak mengungkapkan isi pikiran).
§  Apa makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi ekonomi?
§  Apa makna kesatuan wilayah Indonesia dari segi sosial-budaya?


1.3.  Menunjuk-kan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

§  Contoh-contoh atau ilustrasi perilaku yang baik dalam menjaga keutuhan NKRI.
§  Memfoto kopi gambar pada buku pelajaran.
§  Mewarnai gambar yang menunjukksn sikap yang benar.
§  Menjelaskan gambar yang telah diwarnai dan alasan memilih gambar tersebut.
§  Memahami prinsip-prinsip sikap memelihara keutuhan NKRI.




§  Tugas individu.

§  Penilaian unjuk kerja (keberanian anak memilih gambar dan kreativitas pewarnaan gambar)
§  Penilaian lisan ketika siswa menceritakan gambar dan alasan pemilihan gambar.
§  Apabila terjadi kerusuhan, sikap yang seharusnya diambil aparat penegak hukum adalah .... (gambar A atau gambar B).
2 x 35           
   menit.
§  Buku paket hlm. 14--18.
Teman.
Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, dst.
v  Karakter siswa yang diharapkan :             Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship )


Mengetahui,
Kepala Sekolah.........



(...........................................................)
  NIP / NIK : ....................................

..........., ............................ 20.....
Guru Mapel PKN.



(........................................................)
         NIP / NIK : ....................................


SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah                                       :   ............................               
Mata Pelajaran                                      :   PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKN )
Kelas                                                       :   V
Semester                                                 :   1
STANDAR KOMPETENSI                :   2.     Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.

Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan Uraian Materi
Pengalaman Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen

2.1.  Menjelaskan pengerti-an dan pen-tingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah. 

§  Pengertian perundang-undangan
§  Fungsi / pentingnya peraturan perundang-undangan
§  Mengidentifikasi macam-macam peraturan di rumah dan di sekolah.
§  Menjelaskan pengertian perundang-undangan.
§  Mendiskusikan perbedaan fungsi peraturan tingkat pusat dan tingkat daerah.
§  Mengidentifikasi berbagai hal yang perlu diatur dengan undang-undang.
§  Menjelaskan sebab beberapa hal perlu diatur dengan undang-undang
§  Menjelaskan pengertian perundang-undanan pusat dan daerah. 
§  Memahami perbedaan fungsi tiap peraturan yang berlaku di tingkat pusat dan daerah.
§  Mengetahui berbagai hal yang perlu diatur dengan undang-undang. 
§  Memahami sebab dan asas pembuatan undang-undang
§  Tugas individu.
§  Penilaian tertulis (kemampuan analitis).
§  Penilaian unjuk kerja (keberanian anak bercerita)
§  Penilaian tertulis (kemampuan analitis).
§  Penilaian unjuk kerja (keberanian anak menjelaskan pemikirannya)
§  Mengapa perlu dibuat peraturan perundang-undang-an?
§  Mengapa hak asasi manusia perlu diatur berdasakan undang-uundang?
4 x 35           
 menit.
§  Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd.) hlm. 30—33.
§  Berbagai peraturan di sekolah.
§  Berbagai peraturan di rumah.

2.2.    Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, antikorupsi, lalu lintas, dan larangan merokok.

§  Tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
§  Membaca informasi dan menjelaskan UUD 1945.
§  Membaca informasi dan menjelaskan undang-undang atau peraturan pengganti undang-undang.
§  Membaca informasi dan menjelaskan Peraturan Pemerintah.
§  Membaca informasi dan menjelaskan Peraturan Presiden.
§  Membaca informasi dan menjelaskan Peraturan Daerah. 
§  Mengetahui tata urutan perundang-undangan di Indonesia.
§   Memahami kandungan dan fungsi peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia berdasarkan hierarkinya.
§  Tugas       
§  kelompok.
§  Penilaian tertulis (kemampuan analitis).
§  Penilaian unjuk kerja (keberanian anak menjelaskan pemikirannya)
§  UUD 1945 merupakan peraturan yang terdapat pada tataran .... dan  berfungsi sebagai .... (dan lain-lain)
4 x 35           
 menit.
§  Buku paket hlm. 35—42.
§  Teks UUD 1945.
§  Teks Undang-Undang atau Per-aturan Pengganti Undang-Undang.
§  Teks Pe-raturan Pemerintah.
§  Teks Pe-raturan Presiden.
§  Teks Pe-raturan Daerah.  

§  Contoh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
§  Membaca berbagai contoh peraturan.
§  Menjelaskan sebab masyarakat harus mematuhinya, serta akibat yang akan terjadi jika masyarakat melanggarnya.

§  Mengetahui akibat mematuhi peraturan dan undang-undang bagi individu dan masyarakat.
§  Mengetahui akibat melanggar peraturan dan undang-undang bagi individu dan masyarakat.
§  Tugas individu.
§  Penilaian tertulis (kemampuan analitis).
§  Penilaian unjuk kerja .
§  Apa akibat melanggar peraturan daerah yang berisi larangan  merokok di tempat umum?


v  Karakter siswa yang diharapkan :             Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship )




Mengetahui,
Kepala Sekolah.........



(...........................................................)
  NIP / NIK : ....................................

..........., ............................ 20.....
Guru Mapel PKN.



(........................................................)
         NIP / NIK : ....................................